Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Kristupa W Saragih (176444)    21 tahun yang lalu

  0 

Masih soal diskusi dengan sejumlah rekan dalam beberapa hari terakhir ini. Salah seorang yang sempat saya kontak adalah Agus Leonardus, fotografer Indonesia pertama yang meraih gelar bintang lima A.FPSI. Tapi, bukan karena gelarnya itu Mas Agus saya kontak. Melainkan karena selama ini saya mengenal Mas Agus sebagai fotografer salon yang terbuka terhadap pembaharuan dan teknologi digital. Buktinya, Mas Agus yang orang Jogja ini sempat menjadi Ketua Panitia Salon Foto Inovasi beberapa tahun lalu, menggelar pameran tunggal foto-foto fine art-nya, dan menyediakan galerinya sebagai tempat pameran foto-foto hasil karya olah digital. Bukti lainnya, Mas Agus Leonardus juga sudah tercatat sebagai anggota Fotografer.net.

Berkaitan dengan beragamnya latar belakang kita di komunitas ini, kami sempat berdiskusi tentang bermacam-macam "warna" yang muncul pada foto-foto, komentar dan diskusi di Forum kita di Fotografer.net ini. Sampai pada akhirnya sampai pada suatu diskusi mengenai foto dan konsep. Saya sempat melontarkan umpan bahwa kebanyakan pemula lebih banyak berkutat pada hal-hal teknis ketimbang konsep. Dan, konsep lebih banyak dibahas oleh fotografer senior atau profesional yang sudah tak diragukan lagi kualitas teknisnya. Umpan saya ini lantas dikembalikan Mas Agus dengan pernyataan bahwa hal ini merupakan salah kaprah yang sudah sekian lama terjadi dan terus terjadi dalam kancah fotografi amatir dan di klub-klub foto.

Bahwa, sudah sepatutnya seorang pemula memulai pelajaran fotografinya dengan konsep. Mengutip kata-kata Mas Agus, "Selama ini biasanya fotografer amatir berangkat hunting bareng-bareng, jalan-jalan, lantas ketemu obyek bagus dengan lighting bagus kemudian dipotret. Seharusnya, sebelum berangkat hunting sudah tahu lebih dahulu apa yang akan dipotret, mau dibuat seperti apa, dan ingin ditampilkan dengan lighting seperti apa." Kesalahkaprahan ini sudah sedemikian akut, sehingga Mas Agus pesimis bisa membetulkannya. Fotografer-fotografer muda yang sedang belajar mencontoh fotografer-fotografer yang lebih tua dan lebih senior. "Padahal sudah sulit merubah mereka yang sudah tua-tua itu," kata Mas Agus.

Setelah pembicaraan berakhir, saya merenung sendiri, seberapa parahkah kesalahkaprahan sudah saya lakukan? Apakah kesalahkaprahan itu memang begitu adanya, atau sebenarnya semua benar-kaprah saja, kok. Tadinya, saya sempat menawarkan untuk tidak mencantumkan nama Agus Leonardus sebagai pelontar pernyataan. Tapi ditolak, dengan alasan biar menjadi trigger diskusi yang menggairahkan.

Sekedar introspeksi saja, bagaimana komentar dan pendapat rekan-rekan semua?

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  D. Setiadi (81319)    21 tahun yang lalu

 0 

Menurut gua pribadi, itu tergantung dari jenis Fotografinya.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Muhammad Hifdhiy (3729)    20 tahun yang lalu

 0 

sense of art katanya...

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh: Wilhelmus ,WeWe, Wilyanto (122)    20 tahun yang lalu

 0 

Ketegangan seperti ini biasa. Ah sesederhana tukang kayu dan tukang arsitek saja. Bila tukang kayu ingin karya yang inovatif dia butuh arsitek, tetapi bila tidak toh dia bisa ngerjain sendiri. Bila si arsitek punya ide bagus, emangnya mampu dia kerjakan sendiri, toh dia juga butuh tukang kayu.

Punya konsep yang bagus, tapi tanpa roh yang bagus juga kurang. Punya roh yang bagus, tapi tidak tahu mau lari kemana, nanti salah jalan.

Ketegangan ini seperti hubungan perempuan dan pria, seperti juga ketegangan tubuh dan jiwa. Udah biasa. Justru dengan ketegangan seperti itulah bisa hidup.

Demikian juga dengan fotografi. Bila saya pas lagi ingin saja, ya tanpa konsep bisa jalan. Bila saya punya konsep, tapi aras-arasan toh kaga jalan. Jadi bila keduanya hadir sebagai satu kesatuan mata uang mungkin lebih baik.

Mungkin lho. Walahuallam.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Agan Harahap (77838)    20 tahun yang lalu

 0 

hemmm..conceptual photography,....kalo sama fotografi kontemporer bedanya apa?? :D saya juga masih baru bgt niyy...gpp yah nanya2..?? :)

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Ade Realdy (18730)    20 tahun yang lalu

 0 

setuju banget dengan pendapat kang benny, kalo saya sih sebenernya pengen nyoba moto pake konsep cuma kadang konsepnya masih rada global jadi hasilnya masih serabutan.

Banyak sih konsep dan ide yang pengen dituangkan cuma karena keterbatasan peralatan dan yang paling sering waktu, jadi konsep cuma datang pas ngejepret dan saat memberi judul, jadi terkadang photo sudah diambil dan berdasarkan konsep yang ada dipilih mana yang mendekati konsep tsb. :).

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Fajar Widharta (7360)    20 tahun yang lalu

 0 

Salam buat kakak kakak FN, sekedar pendapat dari dalam benak saya =). "Konsep akan bisa dikuasai setelah teknik dikuasai". Teknik sendiri adalah "akar" dari seni, khususnya seni dalam hal fotografi. Dengan kata lain, teknik "memperkaya" seni. Dengan dikuasainya teknik, seni akan berkembang dengan sendirinya (jika orang mengetahui tentang suatu teknik baru, misalnya: long eksposure, tentu dia akan mencoba untuk menggunakannnya dalam fotonya dalam kiasan untuk menghasilkan suatu seni baru). Konsep yang bagus dengan teknik yang awam akan menghasilkan foto yang lain dari konsep awal. Demikian pula, teknik yang bagus, tapi memotret asal, tanpa "konsep" (saya lebih suka menyebut hal ini sebagai perasaan) akan menghasilkan foto "snapshot". ada yang bilang memotret harus dari dalam hati, konsep akan terbentuk dengan sendirinya jika kita memotret dengan perasaan. Orang yang baru awam belajar fotografi pada umumnya lebih mementingkan teknik dari foto itu sendiri (yang mana tidak salah, karena itu akan membuat dirinya semakin berkembang), tetapi para fotografer yang sudah sering memotret akan lebih bisa mengembangkan "konsep" (menuangkan perasaannya) ke dalam foto yang akan dibuatnya (baik secara terpikir ataupun secara otomatis) dan bisa menentukan teknik apa yang tepat untuk dituangkan kedalam "konsep" tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. It's just my Two Cents. :). Salam....

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh: Muhamad Reza Nuryadi (954)    20 tahun yang lalu

 0 

ikutan ngomong boleh yah. saya setuju dengan apa yang dibilang pak Agus L. kenapa? karena ada satu filsafat yang berkata "jangan membuat batasan dari yang tak terbatas". jadi untuk pemula (termasuk saya) bangun dulu konsep yang kuat. lalu setelah itu..biar hatinya yang berbicara. kadang2 saya suka mikir...apakah seorang fotografer bisa dibilang sebagai seniman?? gimana proses berpikirnya??

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Judhi Prasetyo. (38908)    20 tahun yang lalu

 0 

Motret memang harus pakai konsep.
Konsepnya bisa dibikin sejak dari rumah atau dadakan langsung di tempat.

Terimakasih.
Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Indi Soemardjan (7483)    20 tahun yang lalu

 0 

Saya rasa kata CONCEPT itu diturunkan dari PURPOSE. Maksud saya dengan PURPOSE itu bisa diartikan sebagai:

Hasil fotografi itu akan digunakan untuk apa?

Setelah hal diatas dijawab lantas bolehlah kita bicara KONSEP karena hal ini adalah merupakan langkah untuk mencapai tujuan akhir yang tersirat dalam PURPOSE itu tadi.

PS: Hal ini saya hubungkan dengan proses merancang bangunan sebagai seorang yang berkecimpung dibidang arsitektur dan engineering selama 10 tahun.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Wisnu Pati (3481)    20 tahun yang lalu

 0 

menurut saya : peralatan foto boleh canggih boleh yg sederhana, ilmu dibidang foto boleh sama dgn yg lain tapi satu hal yg utama yg membedakan antara fotografer yg satu dgn yg lainnya adalah konsep, karena masing2 fotografer punya konsep yg berbeda yg mereka tuangkan dlm bentuk karya foto. Konsep ini lahir bisa karena makin banyaknya jam terbang , pengamatan sehari- hari, sering melihat dan membaca. Konsep yg baik tentunya didasarkan pada nilai2 dlm dunia fotografi seperti penguasaan komposisi, lighting, kamera, dll. Dan konsep yg baik perlu di cari dan digali dgn cara banyak mengamati, membaca , mencoba dan berjalan bukan dibeli atau membeli. Saya lebih condong kalo belajar foto sebaiknya tanpa sekolah alias otodidak. Jadi foto tanpa konsep tidak bisa jalan dgn baik bisa berjalan tapi nabrak2 rambu. Konsep harganya mahal dibanding kamera , konsep itu hanya ada pada diri si fotografer sedang peralatan fotografi bisa minjam bisa sewa dll. Jangan takut untuk berbuat salah, apabila konsep ini diasah berkelanjutan maka akan lahir INSTING / NALURI. Kalo sdh mempunyai insting maka akan lebih mudah dlm memgambil gambar / foto contohnya yg gampang pada waktu pengambilan foto model banyak fotogafer yg pada rebutan. padahal yg diajukan sbg pemenang cuman 1 org. Mudah2an bisa bermanfaat...........maturnuwun

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Suryo Wibowo (25088)    20 tahun yang lalu

 0 

bagi saya motret perlu konsep. kalo foto, apalagi foto seni, tanpa konsep itu kok kayak berdiri tanpa dasar.

menguasai teknis fotografi tentunya sangat penting, karena tanpa hal itu, orang tidak bisa maju dalam belajar. tapi jika motret dengan teknis tinggi tapi tanpa cerita yang ingin diungkapkan? apa yang diungkapkan oleh mas Gladia "making pictures with hearts" itu sejalan dengan apa yang saya pahami dari kata2 Arnold Newman
"we are not making pictures with my cameras, but with our hearts and minds"

apa yang dikatakan pak Lukas bisa saya setujui, fotografi itu seni memanfaatkan cahaya. tapi tentu kita nggak lupa, dalam hal ini juga fotografi juga bisa berarti seni mencipta cahaya juga kan?
Maksud saya adalah begini: fotografi Indonesia itu selama ini, yang saya lihat, hanya sebatas merekam. merekam keadaan bagus, merekam sunset, merekam siluet, merekam lain2nya.
Tapi dengan konsep, kita bisa memanfaatkan "rekaman" kita itu menjadi suatu ciptaan baru yang mempunyai cerita. atau bahkan kita bisa mencipta hal yang bener2 baru (IMHO).

kesimpulan saya sih: fotografi memang butuh konsep.

suryo

Making picture with hearts

Oleh:  Judhi Prasetyo. (38908)    20 tahun yang lalu

 0 

Making picture with hearts adalah pernyataan yang 100% benar karena konsep datangnya dari dalam diri kita sendiri, dari hati dan pikiran kita.

Sekali lagi, konsep bisa dibuat secara mendadak atau sudah direncanakan jauh sebelumnya. Yang salah kaprah adalah jika menganggap konsep itu hanya bisa dibuat jauh sebelum saat pemotretan itu sendiri. Maaf kalau ada yang tersinggung.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Denny Stefano Taroreh, dentar (57444)    20 tahun yang lalu

 0 

jika momennya dadakan..... lupakan konsep..... yg jalan cuma insting doang...

Btw, yang diungkap sama mas Agus L itu ada benarnya
Trims atas pencerahannya....

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Luhut Napitupulu (40664)    20 tahun yang lalu

 0 

Wah, saya beruntung sekali baru lihat forum diskusi ini sekarang pada saat sudah banyak rekan2 yang telah memberikan sumbangan2 pandangan2nya dan pengetahuan2nya mengenai perlu atau tidak suatu konsep dalam memotret. Semua masukan2 ini sangat berguna bagi saya untuk ditelaah, dihayati, direnungi dan dipakai untuk memperluas wawasan pandangan saya mengenai fotografi. Pencerahan yang bagus untuk kita semua.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Dedy P Putra (5942)    20 tahun yang lalu

 0 

memang sesuatu butuh konsep. kita hidup juga memerlukan konsep hidup kita mau di bagaimanakan. kalau ngak ngak kekiri dan kekanan.
analog dari situ saya juga berpendapat bahwa foto juga perlu konsep. apa yg mau kita sampaikan melalui foto tersebut.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Luhut Napitupulu (40664)    20 tahun yang lalu

 0 

Memotret bisa dilakukan oleh siapa saja, baik oleh Fotografer maupun Non-fotografer. NON-FOTOGRAFER adalah orang2 yang bisa mempergunakan kamera untuk memotret tetapi tidak mempunyai atau menguasai sedikit kemampuan tehnis fotografi dan hanya memotret seadanya saja (yang penting fotonya tajam dan bisa merekam momen apa saja). Sedangkan FOTOGRAFER adalah orang yang mempunyai kemampuan memotret dari segi tehnis fotografi plus dari segi artistik. FOTOGRAFER itu sendiri dibagi menjadi dua golongan, yaitu FOTOGRAFER PROFESSIONAL, yang mendapatkan nafkah dari bisnis fotografi, dan FOTOGRAFER AMATIR, yaitu fotografer yang mempunyai kemampuan yang sama dengan fotografer professional tapi tidak menggantungkan nafkah nya dari bisnis fotografi. Seorang fotografer yang hobbyist adalah termasuk Fotografer Amatir.

Pada umumnya, KONSEP sudah ada didalam pikiran atau mindset para FOTOGRAFER yang saya sebutkan diatas, termasuk fotografer amatir, baik disadari maupun tidak. Jadi saya tidak sependapat bahwa fotografer hobbyist yang handal seperti Benny Asrul hanya mempunyai pengetahuan konsep yang minim. Pada waktu seseorang memotret dengan pertimbangan2 tertentu, misalnya ingin menampilkan subyek foto dengan DOF yang sempit supaya POI nya lebih jelas, supaya pesan atau informasi yang mau disampaikan bisa secara effektif diketahui pemirsa, itu sudah merupakan suatu konsep. Contoh yang lain adalah, seorang fotografer mau memotret sunset dengan perspektif tertentu dan eksposure tertentu. Maka dia akan mempersiapkan peralatannya sesuai kebutuhan supaya tujuan nya berhasil. Ini adalah memotret dengan konsep.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana sebenarnya pemahaman konsep oleh seorang fotografer dan bagaimana tingkat kwalitas dari konsep itu sendiri.

Pemahaman suatu konsep oleh seorang fotografer tergantung dari wawasan fotografer itu sendiri, yang pada umumnya tergantung oleh latar belakang pendidikan dari si fotografer itu sendiri, baik formal maupun informal, tingkat intelegensia nya dan intelektualitas nya, dll, dan juga pemahaman nya terhadap Subyek yang akan dipotret. Pemahaman suatu konsep akan mempengaruhi kwalitas dari konsep itu sendiri. Konsep itu sendiri harus bisa di interpretasikan dengan imajinasi dan diimplementasikan secara visual. Dalam mengimplementasikan konsep inilah dibutuhkan kemampuan tehnis fotografi, seperti komposisi, pencahayaan, setting the right exposure, etc etc.

Dijaman modern sekarang ini, tidak bisa dipungkiri bahwa FOTO ADALAH ALAT KOMUNIKASI untuk menyampaikan pesan, informasi, gambaran suatu keadaan, dan lain2, baik untuk tujuan komersil maupun non-komersil. Komunikasi itu dalam bahasa sehari-hari disajikan dalam bentuk kalimat, ada SUBYEK, PREDIKAT DAN OBYEK. Nah, bentuk kalimat ini sendiri sudah merupakan suatu konsep untuk berkomunikasi. Jadi FOTO itu adalah seperti suatu kalimat.

Apakah "Konsep" SELALU diperlukan didalam memotret? Dari hasil diskusi saya dengan beberapa orang fotografer kawakan dan buku yang saya baca, jawabannya adalah 'in most cases", YA. Tapi bisa juga TIDAK. Sebagai contoh, didalam dunia fotografi IKLAN, konsep diperlukan dengan sangat mutlak, karena iklan adalah media komunikasi yang menjadi bagian dari strategi pemasaran suatu produk barang dan/atau jasa. Foto pre-wedding sudah barang tentu memerlukan konsep yang jelas dan bermutu karena sudah pasti akan ditampilkan ke publik pada waktu wedding reception. Dan bahkan, karena konsep sudah menjadi mindset seorang fotografer, foto2 yang sifat nya Candid atau snapshot pun, dimanapun lokasi pengambilan-nya, apakah dalam situasi perang atau dalam keadaan huru-hara, dilakukan dengan konsep yang timbul "On the spot". Darah yang mengalir dijalan karena adanya huru hara, secara jurnalistik dan artistik pun bisa dipotret oleh seorang fotografer dengan konsep yang timbul "On the spot" supaya informasi nya bisa sampai ke pemirsa dengan effektif dan jelas.

Foto yang tidak pakai konsep juga ada. Kebanyakan foto2 ini diambil dengan FEELING yang terkadang irrasionil. Tapi tetap saja foto itu bagus dilihat oleh pemirsa tertentu secara subyektif. Pertanyaan selanjut nya adalah apakah suatu foto dianggap bagus karena dibuat dengan konsep? Seorang pencinta Conceptual Photography sudah barang tentu akan sangat membela pendapat nya dan mungkin juga akan menganggap dunia fotografi di Indonesia sudah salah kaprah, seperti yang disampaikan oleh Sdr. Agus Leonardus kepada Sdr. Kristupa S. Pendapat seperti ini sah-sah saja.

Juga dari hasil diskusi saya dengan fotografer2 professional yang saya sebutkan diatas, rupa2nya tidak ada definisi yang mutlak mengenai foto yang bagus. Kesimpulannya adalah, foto yang bagus itu tergantung “MATA” yang melihat nya, jadi sangat subyektif. Pemirsa tidak akan mempertanyakan terlebih dahulu apakah foto itu dibuat dengan konsep atau tidak. Yang dilihat lebih dahulu adalah apakah foto itu menurut dia sendiri adalah foto yang bagus atau tidak. Apakah foto2 tragedi World Trade Center dibuat dengan konsep? Ada juga yang asal jepret supaya tidak kehilangan momentum, dengan emotional feeling, panicking, etc dan tidak membuat konsep. Tetapi ada juga fotografer yang dengan tenang masih bisa berimajinasi sesaat sebelum mengabadikan peristiwa itu dengan konsep yang sangat jelas supaya hasil fotonya lebih berbicara, etc. etc.

Jadi perlukah konsep didalam memotret? Silahkan menarik kesimpulan sendiri! Semoga berkenan, salam!

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Fehmiu Roffy Tavare (16427)    20 tahun yang lalu

 0 

Seperti Pak Agus ajarkan ke saya dulu, "sebelum memotret kita harus mempunyai konsep foto". Mungkin itu yg dinamakan make a picture dari Pak Agus. Sementara sebagai pemula seperti saya, kadang kita mengikuti tipe-tipe foto senior bahkan tidak jarang 'menyonteknya' dg embel-embel baru belajar. Lama saya coba mencerna maksud pak Agus dg konsep foto. Akhirnya saya coba pelan-pelan. Seperti halnya keluar dari rumah, kita harus tau mau kemana dan apa perlunya kita keluar rumah. Jujur saja, secara teknis foto-foto saya masih minim, bahkan mungkin kurang. tapi saya bisa belajar bagaimana cara membuat suatu foto dengan konsep. Menjemukan, tapi mengasikan. Karena justru di situ letaknya kita belajar fotografi.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh: Reza Nasution (1975)    20 tahun yang lalu

 0 

Menurut saya yg awam...saat kita melihat sebuah obyek...baik saat hunting atau pada kesempatan yg tidak direncanakan sebelumnya...akan timbul suatu konsep dgn sendirinya. Namun apakah konsep itu lantas berupa sebuah paragrap..sebuah kalimat..atau sebuah frase (meminjam istilah John Shaw)...tergantung dari kualitas si fotografer. Fotografer pemula kadang2 punya foto yg konsepnya bisa diwakili oleh sebuah frase dan tidak jarang juga seorang profesional yang harus menjelaskan konsep fotonya dgn kalimat yg panjang lebar. Perbedaan antara keduanya adalah banyaknya alternatif pemotretan (dari segi angle , lighting dsb) yg dilakukan oleh fotografer pro sehingga dapat ditemukan sebuah shoot yang mampu menampilkan konsep yg hendak disajikan secara kuat. Jadi menurut saya...konsep itu selalu ada dlm sebuah foto..hanya kejelianlah yg membuatnya lebih kuat atau lebih menarik. Sorry saya terkadang sok tau :) Salam kenal buat semuanya

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh: Janny H.F. Rotinsulu (1049)    20 tahun yang lalu

 0 

Bicara mengenai konsep dalam memotret...hhhmmm, mungkin agak berbeda dengan design tetapi wujudnya sama banget. Kalo didalam photografi mungkin sangat abstrak dan sangat beragam. Ketika sebuah design (yang menggunakkan unsur fotografi) coba dieksekusi, maka tentunya orderan foto seperti apa pasti sudah sangat jelas, baik berupa brief wording, ataupun sketsa diatas kertas. Bahkan kecanggihan sekarang bisa membuat segalanya mudah dan sangat faktual. Tinggal bagaimana sang designer bekerjasama dengan si fotografer untuk memenuhi konsep design (khususnya unsur fotografi) yang sudah direncanakan tadi.

Nah didalam memotret juga terlepas dari design, seperti yang saya katakan tadi bahwa begitu abstrak dan bervariasi konsepnya. Disaat kita - let say mo hunting - ngambil kamera, tripod, film dan sebagainya, pasti sudah begitu banyak obyek yang menggelitik pikiran kita. Semua tentunya "semoga", - "pengen motret sunset ah - semoga nggak hujan ya", pengen motret manusia - cukup ekspresif nggak ya?. Disaat hal hal yang sangat sepele ini bercengkerama didalam pikiran kita, itulah konsep konsep yang indah yang sudah kita set sebelum kita motret. Dan tentunya kita akan mengkategorikan setiap konsep yang muncul didalam pikiran kita tadi itu. Pada saat kita berada di lokasi semua obyek yang terlintas dimata kita akan mengkategorikan secara sendirinya sesuai dengan konsep yang sudah kita impikan tadi.

Itu bohong (maaf sebelumnya saya hanya coba jujur koq)) kalo kita bilang kita spontan memotret sebuah obyek tanpa ada konsep. Yang printah refleks kita untuk ngangkat kamera and click khan pasti otak. Tapi otak itu khan eksekusinya setelah dapet masukan dari mata - ya mata kita. Sedangkan mata kita itu selalu mengkonfirm apa yang sudah kita pikirin sebelumnya.

Buktinya: pernah gak disaat kita pengen motret, eeh terbayang obyeknya (konsepnya) mirip foto-fotonya mas Kris ( :)) atau juga foto foto FNers lainnya - padahal lagi hunting lho, trus satu lagi waktu saya hunting bareng beberapa temen kebetulan saya lagi break, jadi saya bantuin mereka megangin tripod lah, ambilin lensa dsb, ada 6 temen yang siap memotret orang-orang, tapi sambil mata mereka nempel dikamera mereka bisa judulin (diucapin) setiap shoot yang akan mereka ambil. Dan itu terjadi sangat spontan.

So.. saya sangat setuju dengan mas Agus dan mas Kris mengenai kesalahkaprahan ini. Ya itu tadi dengan membiarkan sebuah pemotretan tanpa konsep akhirnya adalah sebuah foto diberi judul setelah dicetak (too bad). Maka terjadilah saling cocok mencocokkan antara foto dan judul foto itu sendiri (kayak ngepas baju aja). Pernah gak bikin thesis ketik aja dulu ntar judulnya belakangan?. hehehehehe

Konsep itu ada selalu koq, cuman kita aja suka lupa bahwa dari situ justru foto kita akan jadi sempurna.

Maaf kalo ada kata-kata saya yang salah.
Salam

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  rahmat hernowo (428)    20 tahun yang lalu

 0 

Motret harus pakai konsep?? mmmm.... pengalaman pribadi sih kebanyakan pake naluri dan improvisasi. Naluri, maksudnya kalau mata liat obyek terus hati rasanya sreg, lantas dipotret... Improvisasi, lebih mengarah "berkompromi" dengan kondisi yang ada. Niatnya back light eeee ternyata mendung/kurang cahaya, ya improvisasi saja deh... gitu aja... yuuukk mang, tariikkk.

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Judhi Prasetyo. (38908)    20 tahun yang lalu

 0 

Setelah untuk kesekian kalinya membaca thread ini, saya tetap berpendapat konsep bisa datang dadakan saat berada di lapangan untuk memotret atau sejak beberapa waktu sebelumnya.

Belakangan saya merasa bisa membuat foto lebih bagus -setidaknya menurut saya sendiri ;) - kalau konsepnya dibuat jauh sebelum proses pembuatan fotonya dibanding kalau dadakan. Mungkin karena saya suka telat mikir dan kurang jeli mengamati momen di sekitar. :)

Re: Memotret, Haruskah Pakai Konsep?

Oleh:  Fadil Aziz (7946)    20 tahun yang lalu

 0 

Topik menarik dan diskusi yg bagus. Sudah banyak masukan yg ditulis diatas, saya sekedar berusaha menambahkan saja. Pertama dgn definisinya dulu.

Memang dlm fotografi ada dua pendekatan. Yg pertama pendekatan memotret dgn "previsualisasi" dan yg kedua pendekatan memotret tanpa previsualisasi.

Memotret dgn previsualisasi sebelumnya berarti sudah mengetahui LEBIH DULU hasil akhir fotonya kepingin seperti apa. Lalu fotografer membuat PERENCANAAN bagaimana mewujudkannya dan kemudian melaksanakannya.

Dalam pelaksanaannya, mungkin saja terjadi penyesuaian , inovasi, atau bahkan perombakan sama sekali dari ide dasar. Namun semua itu telah melalui proses dan (tetap) disebut memotret dgn konsep.

Pendukung pendekatan tanpa previsualisasi mengatakan, bhw previsualisasi atau konsep akan membelenggu kreativitas. "Membutakan" mata kita (our mind's eye). Oleh karenanya, mereka tdk melakukan previsualisasi atas obyek yg akan difotonya SAMA SEKALI.

CONTOH PREVISUALISASI AGAK LONGGAR

Oleh:  Fadil Aziz (7946)    20 tahun yang lalu

 0 

Sekarang contohnya...

Kita berniat memotret burung, lalu pergi hunting burung kesuatu tempat. Dlm benak kita, sdh ada previsualisasi walau sedikit bhw kita akan memotret burung yg indah dgn background yg halus misalnya. Dan kita sudah membawa lensa panjang di dalam tas lengkap dgn teleconverter kalau-kalau perlu dan sudah tahu tentunya akan pergi kemana. Tetapi belum jelas / spesifik burung apa yg akan dipotret, dipohon atau dikolam, dsb. Di lokasi nanti, let's see...

CONTOH PREVISUALISASI JELAS

Oleh:  Fadil Aziz (7946)    20 tahun yang lalu

 0 

Fotografer pro diluar (baik fotografer National Geographic maupun bukan) sering mendapat ASSIGNMENT. Dalam keadaan mendapat assignment seperti itu tentu tdk bisa sembarang, krn reputasi sang fotografer dipertaruhkan.

Let's say he was assigned to photograph owl, suatu spesies burung hantu (yg agak unik). Dia harus riset (spt yg dikatakan Pak Edward). Spesies tsb seperti apa, hidupnya didaerah yg bagaimana, dipohon apa, baca literatur lalu berimajinasi, kira-kira foto burung hantu seperti apa yg akan ia buat yg akan mewakili cerita mengenai sang burung yg nyaris punah itu yg akan dipublikasi majalahnya.

Setelah itu sang fotografer tahu peralatan mana persisnya yg harus ia bawa. Misalnya utk shot spt yg dia inginkan, dia harus pasang stage di pohon, dia bawa lensa sepanjang apa, krn dia tahu berapa dekat dia harus dgn obyeknya (juga tahu ukuran obyeknya), dsb. Kemudian dia berangkat kelokasi, mencari sarang burung, memasang stage, dst.

Kebayang nggak kalau dia ngeluyur aja masuk kesebuah taman nasional dgn kamera ngeggantung dileher, lenggang-kangkung celingukan keatas pohon, nyari-nyari, mana ya owl nya? hehehe

I think that what sets apart the amateur and the pros... :)

Saya rasa yg dimaksud Pak Agus Leonardus yg spt ini. Demikian juga yg terjadi di NG, dll, juga dgn fotografer pro disini.

CONTOH TANPA PREVISUALISASI

Oleh:  Fadil Aziz (7946)    20 tahun yang lalu

 0 

Berangkat hunting tanpa tujuan mau motret apa, kadang belum tahu mau kemana. Benar-benar santai, bebas, lepas, enak.