Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Very Wirawan (35735)    20 tahun yang lalu

  0 

Latar belakang saya membuat tulisan ini adalah ingin menceritakan sedikit pengalaman dalam membuat foto macro dan ingin mengetahui kendala rekan-rekan yang lain yang juga berminat membuat foto macro, sehingga kita bisa saling belajar.

Mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau keterangan/pemahaman yang salah karena saya sendiri baru pertama kali membuat foto macro (baru belajar).
Sampai tulisan ini dibuat saya baru memajang 2 foto saya, yaitu Laba - Laba dan Lalat Kawin dan kedua-duanya diambil tanpa menggunakan flash dan tripod.

Untuk Laba - Laba, saya mencari obyeknya di halaman rumah saudara yang kebetulan ada tanamannya. Posisi obyek tersebut ada di atas kepala sehingga saya harus mencari pijakan agar bisa mendekat ke obyek dan posisi obyek kebetulan menghadap ke langit sehingga saya bisa melihat punggungnya langsung dan bukan perutnya.
Pertimbangan saya tidak menggunakan tripod adalah karena selain tidak menjangkau jarak yang saya inginkan saya juga tidak bisa menggunakan f kecil untuk memperoleh dof yang lebih luas karena laba-laba dan jaringnya bergerak terus terkena hembusan angin.
Auto fokus juga tidak bisa digunakan karena posisi obyek yang tidak statis, maka saya teringat keterangan mas Irwansyah S. agar menggunakan mode Manual focusing dengan memaju mundurkan kamera untuk memperoleh fokus yang tepat (terima kasih mas ...).
Keuntungan lain yang saya dapatkan adalah karena saya menggunakan kamera digital sehingga saya bisa langsung melihat hasilnya dan bisa segera memperbaikinya di frame berikutnya dan juga saya tidak takut boros film (hampir 40 frame untuk obyek ini).
Mode continous shoot juga saya aktifkan dengan harapan ada salah satu frame yang fokusnya sesuai dengan harapan saya. Kombinasi shutter speed dan diafragma juga saya perhatikan agar tidak terlalu rendah tetapi f-nya cukup luas karena terus terang saja kamera terasa berat karena posisi pemotretan yang menghadap ke atas dengan tumpuan seadanya, rumus bung Kristupa menahan nafas ketika menekan tombol juga saya terapkan walaupun masih sering terjadi goyang.
Saran dari mas Irwansyah agar menggunakan fill in saya yakini bisa membuat obyek lebih terlihat detailnya hanya sayangnya saya belum mempunyai flash dan saya belum bisa menggunakannya. Selain itu saya juga bingung dengan jenis flash yang digunakan karena informasi yang saya dapatkan flash untuk macro berbeda dengan flash yang umum dijual.
Sekalian saja saya bertanya untuk yang sudah pengalaman, apakah flash biasa (sb-28 dan sejenisnya) bisa digunakan untuk pemotretan macro? Bisakah fill in menggunakan flash yang built in di kamera? Ada trik khusus?

Sedangkan untuk Lalat Kawin, obyek secara tidak sengaja saya lihat ketika akan masuk garasi sepulang dari rumah saudara. Posisinya juga lebih tinggi dari saya dan menempel di ujung terali pintu pagar. Terlihat di foto saya ujung teralinya, posisi sebenarnya vertikal tapi saya rubah horizontal agar lebih enak dilihat.
Situasi lighting juga tidak menguntungkan karena matahari sudah agak turun (sekitar jam 3 sore) sehingga kadang lensa menghadap langsung ke arah matahari. Saya pilih salah satu frame yang saya anggap layak (dari sekitar 20 frame) dan saya perbaiki lightingnya dengan merubah level di PS. Fill in saya rasa paling cocok untuk menghadapi lighting seperti ini (benar tidak mas Irwansyah?) tapi sekali lagi sayang saya belum punya flash. Tripod juga tidak digunakan karena membuat keterbatasan gerak. Tripod mungkin berhasil untuk obyek yang benar-benar statis atau tidak bernyawa lagi (misal kupu-kupu yang sudah di awetkan, dll). Mode continous shot dan manual focusing juga saya pakai di foto ini.

Semoga yang saya tulis di sini bisa memancing pakar macro untuk memberi sebagian ilmunya agar kami yang berminat belajar foto macro bisa lebih baik dalam membuat karya.
Tidak lupa saya mohon maaf kalau tulisan saya terlalu panjang sehingga bisa membuat bosan bagi yang membacanya, maaf juga kalau ada yang tidak berkenan.

Peace :))

Btw, dedicated flash itu apaan sih mas Irwansyah? (bener-bener tidak tahu).

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Suryo Wibowo (25088)    20 tahun yang lalu

 0 

kok ketariknya cuma utk hal Lalat kawin doang ya????? :D ihihihi

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Rochim Hadisantosa (104553)    20 tahun yang lalu

 0 

Pakar Macro spt bung Irwansyah, Benk-benk alias Dominikus BW, dll, silakan berbagi pengalaman :)

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  D. Setiadi (81319)    20 tahun yang lalu

 0 

Pengalaman Pertama...:O
Suryo...pertama lalat dulu...nanti kalo udah lancar baru deh...obyek lainnya...:D

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Irwansyah S (52460)    20 tahun yang lalu

 0 

Mas Very,
Salut dengan mas Very yang bisa "hidup" tanpa flash, mungkin mainnya di studio terus, langsung pakai strobo. Mas Very, "dedicated flash" adalah flash yang bisa berkomunikasi timbal-balik dengan body kamera secara otomatis, beberapa ada yang bisa dimanual-kan. Tidak harus dari satu pabrikan, karena banyak juga third party yang membuat dedicated flash untuk berbagai merk kamera populer. Flash built-in saya rasa terlalu sulit untuk pengontrolannya dalam foto makro, mungkin kalau bouncing dalam jarak dekat (terhadap kertas putih dan kertasnya diarahkan kemiringannya ke subjek yang hendak difoto) akan berguna juga.

Menurut saya kalau ingin membuat foto makro harus direncanakan terlebih dahulu, kalau langsung snap biasanya jarang yang sukses deh, walaupun kalau lucky akan menghasilkan foto yang bagus juga. Kalau saya, tripod dan monopod tetap standby di bagasi mobil, tidak turun-turun dari mobil. Sudah menjadi semacam perlengkapan mobil sekelas dengan dongkrak, misalnya :D. Sementara untuk yang dirumah juga ada, dan tidak akan saya bawa keluar rumah. Jadi tidak ada istilah kelupaan alat kalau kebetulan ada subjek cantik.

Sementara kalau mau hunting macro, biasanya saya bawa tripod tambahan juga, untuk mounting wireless flash. Yang lebih celaka lagi (jangan diikuti) terkadang saya mengikat flash dikepala saya dengan karet gelang besar :O, dengan trik begini, lebih mudah lagi bagi saya mengarahkan flash bila tidak ada orang lain yang membantu.

Kalau flash yang sempurna untuk makro saya sarankan invest di Macro Ring Flash, kalau tidak keliru di Nikon adalah SB29s. Tapi mahalnya nggak ketulungan, hampir dua kali lipat flash dedicated biasa. Sehingga saya memilih memakai Off-Shoe Cord untuk makro lighting, dan sekarang sudah memakai flash wireless ST-E2 untuk Canon. Keuntungan ST-E2 adalah jarak flash tidak terikat oleh panjang-pendeknya perkabelan, flash bisa kita posisikan dimana saja. Saya yakin di Nikon ada juga padanannya yang wireless.

Trik lain yang sering saya pakai adalah menggulung kertas HVS putih dimoncong lensa dan kertasnya sedikit melebar diujungnya sesuai kondisi subjek. Saya cuma mengikatnya memakai karet gelang biasa. Sewaktu memfoto, sinar flash saya siramkan kearah kertas ini agak ke pangkal lensa. Tergantung kebutuhan bisa dipangkal, pertengahan, atau tepat diposisi subjek. Subjeknya sendiri agak terlindung kedalam kertas, dan biasanya khusus untuk subjek yang jinak-jinak...:). Contohnya foto yang Mata Semut dan Second Attack. Tujuannya disamping untuk mengurangi intensitas flash, juga agar jangan timbul bayangan yang keras dan distribusi cahaya lebih merata serta tetap lembut. Walaupun sudah dikompensasi sampai minus habis, tetap saja cahaya yang keluar masih kuat, sehingga perlu memakai cara ini. Banyak cara untuk mengurangi intensitas flash lainnya, salah satu yang cukup populer adalah mengikatnya dengan saputangan putih.

Ujungnya...;), yang paling penting adalah praktek dan kesabaran, itu saja saya kira.

Cheers,
Irwan

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Hasbi Azhar (1832)    20 tahun yang lalu

 0 

Pasti ilmu mas Irwan belum habis keluar nih ;) (ilmu pamungkasnya kapan?...) aku tunggu lho :-?

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Herman Chandra (16264)    20 tahun yang lalu

 0 

Terima kasih, atas topik menarik ini. Saya lagi akan belajar makro juga gara-gara lihat karya-karya Mas Irwansyah dan rekan-rekan lain, buah karya foto makro yang apik juga bisa menjadi 'kayak penyakit menular' ya. :)) :))
Thx Ver, and Mas Irwan atas ilmunya... (sudah saya save rapi di harddisk saya). :)

Re: Pengalaman pertama membuat foto macro.

Oleh:  Cahya T. Jatmiko (9126)    20 tahun yang lalu

 0 

Ini dia yg ditunggu2. Tulisan mas Very dan mas Irwan di atas sangat2 informatif, salut. Buat pelajar makro pemula seperti saya sangat bermanfaat, semoga kebaikan anda berdua di balas entah dalam bentuk apa. Mau nraktir ya gimana :)) tengkyu...tengkyu...

Salam -cah